Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) menjadi salah satu sektor akuakultur paling menguntungkan di Indonesia. Namun, keberhasilan panen tidak hanya bergantung pada pakan dan bibit, tetapi juga pada kualitas air. Menjaga parameter air ideal untuk udang vaname adalah kunci untuk mengurangi kematian, mencegah penyakit, dan meningkatkan pertumbuhan.
Menurut data FAO (2023), kualitas air yang buruk menjadi penyebab kematian hingga 35% populasi udang pada tambak intensif. Maka, memahami standar parameter air yang benar adalah investasi penting bagi petambak.
Baca juga : Persiapan Kolam Budidaya Udang Vaname
Mengapa Parameter Air Sangat Penting?
Udang vaname adalah organisme akuatik yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Setiap parameter air — suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, hingga amonia — berpengaruh langsung pada metabolisme, nafsu makan, dan kekebalan tubuh udang.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, pengelolaan kualitas air yang konsisten dapat meningkatkan survival rate (SR) udang vaname hingga 85–90%.
Jika parameter air tidak terjaga, udang vaname akan mengalami pertumbuhan yang melambat akibat stres lingkungan, sehingga proses budidaya menjadi kurang optimal. Kondisi air yang buruk juga meningkatkan risiko penyakit seperti white spot dan Early Mortality Syndrome (EMS) yang dapat menyebabkan kerugian besar. Selain itu, FCR (Feed Conversion Ratio) akan memburuk karena efisiensi pakan menurun, sehingga biaya pakan membengkak dan menekan profitabilitas tambak.
Tabel Parameter Air Ideal untuk Udang Vaname
Parameter | Kisaran Ideal | Dampak Jika Di Luar Batas |
---|---|---|
Suhu | 28–32°C | Udang stres, pertumbuhan melambat, risiko penyakit meningkat |
Salinitas | 15–25 ppt | Gangguan osmoregulasi, udang lemas atau mati |
pH | 7,5–8,5 | pH rendah → asidosis; pH tinggi → alkalosis, keduanya memicu stres |
DO (Dissolved Oxygen) | >5 mg/L | Udang kekurangan oksigen, nafsu makan turun, mortalitas meningkat |
Amonia (NH3) | <0,1 mg/L | Bersifat racun, merusak insang dan menghambat pertumbuhan |
Nitrit (NO2-) | <0,5 mg/L | Mengikat hemoglobin, menghambat pengangkutan oksigen |
Alkalinitas | 80–150 mg/L CaCO3 | Rendah → pH mudah turun; terlalu tinggi → pH sulit dikontrol |
Kecerahan | 30–40 cm (secchi disk) | Terlalu rendah → fotosintesis plankton terganggu; terlalu tinggi → risiko blooming berlebih |
Cara Menjaga Parameter Air Tetap Ideal
Pemantauan Rutin
Pemantauan rutin menjadi langkah pertama yang wajib dilakukan, di mana petambak harus mengukur suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, serta kadar amonia dan nitrit setidaknya dua kali sehari. Dengan data yang konsisten, setiap perubahan bisa terdeteksi lebih cepat sehingga tindakan korektif dapat segera dilakukan.
Manajemen Aerasi
manajemen aerasi yang baik juga berperan besar. Aerator harus bekerja dengan kapasitas cukup untuk menjaga oksigen terlarut di atas 5 mg/L, terutama pada malam hari ketika kadar oksigen cenderung menurun.
Kualitas pakan pun tidak boleh diabaikan, karena pakan berlebih yang tidak dimakan dapat membusuk dan meningkatkan kadar amonia. Oleh karena itu, pemberian pakan harus disesuaikan dengan nafsu makan udang dan fase pertumbuhannya.
Penggantian Air Terukur
Pengelolaan plankton juga menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas ekosistem tambak. Plankton yang seimbang dapat membantu menjaga kecerahan air pada kisaran ideal 30–40 cm, sekaligus menjadi indikator kesehatan lingkungan. Jika kepadatan plankton terlalu tinggi atau rendah, maka perlu dilakukan pengaturan melalui penggantian air atau penambahan probiotik.
Terakhir, penggunaan probiotik berkualitas secara rutin dapat membantu mengurai limbah organik, menekan bakteri patogen, dan memperkuat sistem imun udang. Dengan kombinasi langkah-langkah ini, parameter air dapat tetap stabil, meminimalkan stres pada udang, serta memaksimalkan pertumbuhan dan hasil panen.
Probiotik terbaik kami dapat kamu dapatkan di shopee, tokopedia, atau langsung hubungi kami!
Kesalahan Umum dalam Menjaga Kualitas Air
-
Mengabaikan pengukuran parameter secara berkala.
-
Tidak mengatur salinitas saat musim hujan.
-
Aerasi yang kurang memadai di padat tebar tinggi.
-
Tidak mengontrol limbah organik di dasar kolam.
Menjaga parameter air ideal untuk udang vaname bukan hanya teori, tetapi praktik yang berdampak langsung pada hasil panen. Dengan pengelolaan yang tepat, survival rate bisa meningkat hingga 90%, dan produktivitas tambak melonjak.