Probiotic Aquaculture

Cara Mengatasi Lumut di Tambak Udang

Cara Mengatasi Lumut di Tambak Udang

Lumut (alga/fitoplankton berlebih dan kadang cyano-bakteri) adalah masalah umum pada tambak udang — dari tambak tradisional sampai sistem intensif. Jika tidak ditangani cepat, ledakan lumut (algal bloom) bisa menurunkan oksigen, mengubah pH, menghasilkan toksin, dan berujung pada penurunan pertumbuhan atau kematian massal udang. Panduan ini memberi langkah pencegahan dan solusi praktis—dari manajemen nutrien, perbaikan fisik, hingga penggunaan probiotik—yang bisa langsung diterapkan oleh petambak.

Baca juga : Cara Ampuh Cara Mengatasi Udang Vaname Stress

Memahami penyebab lumut di tambak udang

Untuk efektif mengatasi lumut, mulai dari memahami penyebabnya. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan berlebih fitoplankton/lumut adalah: kelebihan nutrien (terutama nitrogen dan fosfor dari pakan, pupuk atau limbah), cahaya berlebih, suhu hangat, pergerakan air yang minim (stratifikasi), dan ketidakseimbangan mikroflora air. Kondisi ini berlaku untuk tambak air tawar, payau, maupun tambak vaname yang intensif. Parameter yang sering jadi indikator awal masalah meliputi: kekeruhan berubah warna (hijau, cokelat, atau biru-hijau), fluktuasi pH (naik drastis di siang hari atau turun malam hari), penurunan oksigen terlarut di pagi hari, dan terbentuknya lapisan tebal (scum) pada permukaan. FAO menyoroti bahwa kuantitas dan kualitas nutrien, cahaya, pH, turbulensi, salinitas, dan temperatur adalah pengendali utama produksi alga — jadi intervensi terbaik adalah mengubah salah satu atau kombinasi faktor tersebut.

Indikator praktis di lapangan: jika warna air berubah dalam 1–3 hari setelah pemberian pakan intensif atau setelah hujan masif yang membawa nutrien, waspadai potensi bloom. Pengamatan harian parameter sederhana (pH, DO pagi, kekeruhan/NTU atau visibilitas sampai kedalaman sekop) mampu memberi peringatan dini sehingga tindakan bisa diambil sebelum terjadi kerugian besar.

Pencegahan jangka panjang: manajemen nutrien dan praktek tambak

Pencegahan adalah cara paling murah dan aman untuk mengatasi lumut di tambak udang dalam jangka panjang. Inti pendekatannya: kendalikan sumber nutrien dan pertahankan keseimbangan fisik-biologis tambak.

Praktik kunci:

  • Optimalkan pemberian pakan: gunakan feed berkualitas, hindari overfeeding. Pakan berlebih adalah sumber utama nitrogen/fosfor yang memicu ledakan lumut. Terapkan feed-to-weight monitoring dan kurangi jumlah pakan bila terlihat penurunan nafsu makan udang.

  • Pengelolaan pemberian pupuk: jika memakai pupuk untuk meningkatkan primer produksi, gunakan dosis dan jenis yang tepat; prioritaskan produk dan jadwal yang diuji untuk tambak udang.

  • Sirkulasi & aerasi: menjaga sirkulasi air mencegah stratifikasi dan memecah permukaan scum. Aerator/paddle-wheel yang memadai membantu menjaga DO dan mengurangi pembentukan lapisan lumut tebal.

  • Kontrol sedimen & pembersihan dasar: akumulasi lumpur kaya nutrien di dasar adalah “bank nutrien” yang terus melepaskan N dan P. Pengeringan/penarikan lumpur saat pergantian siklus sangat membantu (FAO menyarankan tindakan pengeringan dan pengondisian pond saat persiapan).

  • Buffer alami: pertimbangkan zona vegetasi di tepi tambak untuk menyerap limpasan nutrien dan mengurangi aliran nutrien dari lahan sekitar.

Baca juga :  Cara Budidaya Udang Vaname di Air Tawar

Secara ringkas: kurangi input nutrien tak terkendali, tingkatkan sirkulasi, dan lakukan perawatan dasar tambak secara rutin. Langkah-langkah ini menurunkan frekuensi dan intensitas bloom sehingga menjadi lebih mudah diatasi bila muncul.

Solusi biologis & mikrobiologis

Pendekatan biologis kini populer karena ramah lingkungan dan cocok untuk budidaya berkelanjutan. Dua solusi yang terbukti efektif: probiotik (terutama Bacillus spp.) dan sistem biofloc.

Mengapa probiotik?

  • Bacillus spp. dan beberapa bakteri lainnya dapat menurunkan ketersediaan nutrien (mis. lewat kompetisi untuk zat besi), mengubah komposisi mikrobiota sehingga mikroalga berbahaya tersingkir, dan meningkatkan degradasi organik sehingga mengurangi akumulasi nutrien. Ada studi dan tinjauan yang menunjukkan Bacillus meningkatkan kualitas air dan menekan alga patogen pada sistem budidaya udang.

  • Penelitian baru juga menunjukkan penerapan probiotik bersama bahan inert (mis. modified clay yang dimodifikasi dengan Bacillus) dapat membantu menutup dan menenggelamkan bloom sementara sekaligus menghambat pertumbuhan ulang. Contoh penelitian terkini (2025) melaporkan aplikasi kombinasi ini untuk mengendalikan HABs.

Biofloc:

  • Sistem biofloc menstabilkan nutrisi dengan membentuk agregat mikroorganisme yang mengkonsumsi nitrogen terlarut (amonia, nitrit) dan menyediakan sumber pakan alami. Dengan biofloc, ketersediaan nitrogen untuk fitoplankton berkurang sehingga kecenderungan bloom bisa ditekan. Terapkan manajemen C:N (penambahan karbon terkontrol) untuk menjaga floc aktif dan kualitas udang.

Pemanfaatan predator/zooplankton:

  • Menjaga keberadaan zooplankton (yang memakan fitoplankton) dan organisme filter alami dapat membantu pengendalian biologis. Namun, pendekatan ini memerlukan keseimbangan ekologis sehingga cocok untuk tambak semi-intensif atau sistem terkontrol.

Praktik aman: ketika menggunakan probiotik, ikuti dosis dan produk yang sudah terbukti, catat perbaikan kualitas air, dan kombinasi dengan manajemen pakan/sirkulasi untuk hasil terbaik.

Solusi fisik & kimia yang terukur

Saat ledakan lumut sudah parah, beberapa intervensi fisik/kimia bisa dipertimbangkan—tetapi harus dipakai hati-hati dan mengikuti panduan teknis untuk menghindari efek samping pada udang atau lingkungan.

Baca juga :  Persiapan Kolam Budidaya Udang Vaname

Pilihan umum:

  • Liming (pemberian kapur/limestone): tujuan liming adalah mengatur alkalinitas dan menjadikan kondisi air lebih stabil sehingga fluktuasi pH yang ekstrem dapat dihindari. FAO merekomendasikan pengondisian tambak dengan kapur sesuai kebutuhan tanah/air pond; liming dapat membantu menjaga stabilitas pH dan mempengaruhi ketersediaan nutrien. Pastikan gunakan jenis kapur yang tepat (hindari pembakaran kapur kasar yang menyebabkan pH lompat tinggi). Pengukuran alkalinitas target untuk tambak vannamei umumnya direkomendasikan agar tidak kurang dari ~100 ppm (praktik lapang; periksa kondisi lokal dan produk yang dipakai).

  • Clay/Modified clay (tanah liat yang dilarutkan): di beberapa aplikasi, tanah liat (bentonit/kaolin) digunakan untuk menggumpalkan dan menenggelamkan scum atau flok algal sehingga memudahkan pembersihan. Penelitian juga mengeksplor kombinasi clay + probiotik untuk hasil lebih baik. Namun dosis harus sesuai karena clay berlebih bisa merusak visibilitas dan mempengaruhi filtrasi.

  • Pertukaran air (water exchange): mengganti sebagian air dapat segera menurunkan konsentrasi nutrien dan densitas alga, terutama di tambak yang memiliki akses ke sumber air bersih. FAO menyatakan perubahan air yang cepat adalah salah satu metode terbaik untuk mengontrol bloom saat terjadi, jika sumber air pengganti aman.

  • Pengapuran/kapur bakar yg hati-hati: hindari penggunaan kapur bakar (quicklime) tanpa panduan teknis karena dapat menaikkan pH secara drastis dan membahayakan organisme.

Prinsip keselamatan: jangan menggunakan herbisida/agen kimia umum yang tidak direkomendasikan untuk tambak udang. Selalu uji pada skala kecil, ukur pH/alkalinitas sebelum dan sesudah aplikasi, dan jangan campurkan beberapa jenis bahan kimia tanpa saran teknis.

Prosedur darurat langkah demi langkah saat ledakan lumut

Jika Anda menemukan ledakan lumut mendadak (warna berubah drastis, scum di permukaan, DO pagi sangat rendah, udang terlihat stress), lakukan langkah darurat berikut—prioritaskan keselamatan udang.

Baca juga :  Ini Gejala Penyakit EMS pada Udang Vaname yang Harus Segera Diatasi

Langkah darurat (urutan praktis):

  1. Pantau & catat — ukur DO (pagi & siang), pH (pagi & malam), suhu, visibilitas (secara sederhana: kedalaman visibilitas sekop), dan catat perubahan terakhir (pemberian pakan, hujan, input pupuk). Data ini penting untuk memilih tindakan. (Data klinis membantu menilai apakah bloom toksik.)

  2. Tingkatkan aerasi & sirkulasi — aktifkan aerator ekstra (paddle wheel) untuk mencegah kematian akibat hipoksia. Aerasi juga membantu mencegah pembentukan lapisan scum yang mengurangi pertukaran gas.

  3. Kurangi pemberian pakan — hentikan atau kurangi pakan sampai kondisi membaik; pakan berlebih memperburuk nutrien di air.

  4. Pertimbangkan partial water exchange — jika memungkinkan dan sumber air pengganti bersih, lakukan penggantian sebagian (mis. 10–30%) untuk menurunkan konsentrasi alga. Pastikan tidak membawa patogen atau nutrien dari sumber air lain.

  5. Aplikasi solusi biologis — segera aplikasikan probiotik berkualitas yang direkomendasikan (sesuai dosis pabrik) untuk membantu menstabilkan mikrobiota dan mengurangi nutrien terlarut. Penelitian menunjukkan Bacillus spp. dapat memperbaiki kualitas air dan mendukung pemulihan.

  6. Gunakan clay/settling agent lokal jika tersedia — pada bloom tebal, aplikasi clay dapat menggumpalkan alga untuk memudahkan pembersihan; lakukan uji kecil dulu.

  7. Evakuasi parsial / panen dini bila perlu — jika mortalitas meningkat cepat atau bloom diduga menghasilkan toksin, pertimbangkan panen parsial untuk mengurangi kerugian. Keputusan ini bergantung pada nilai ekonomi dan kapasitas panen.

  8. Konsultasi teknis — hubungi balai penyuluhan perikanan setempat atau ahli akuakultur untuk verifikasi apakah bloom bersifat toksik (mis. cyanotoxin) dan untuk rekomendasi lanjut.

Studi regional menemukan bahwa bloom dapat menurunkan kualitas lingkungan tambak dan berdampak produktivitas udang; oleh karena itu tindakan cepat berbasis data lapang bisa menyelamatkan panen.

Kesimpulan

Cara mengatasi lumut di tambak udang paling efektif adalah kombinasi: pencegahan (kontrol nutrien & manajemen pakan), solusi biologis (probiotik/Bacillus, biofloc), dan tindakan fisik/kimia terukur (liming tepat guna, clay, water exchange) saat darurat. Lakukan pemantauan rutin (pH, DO, visibilitas) untuk deteksi dini. Jika Anda menghadapi bloom berat, prioritaskan aerasi, hentikan pakan berlebih, terapkan probiotik, dan lakukan penggantian air bila aman. Untuk kasus terspesifik (indikator toksin, mortalitas cepat) segera konsultasikan ahli lokal.

Ingin saya buatkan protokol pemantauan harian yang bisa dicetak (checklist pH/DO/visibilitas/ tindakan cepat) untuk tambak Anda? Katakan ukuran tambak (ha) dan sistem budidaya (tradisional/semi-intensif/intensif) supaya saya buatkan checklist yang disesuaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *