Probiotic Aquaculture

Ternyata Ini Manfaat Vitamin C untuk Udang Vaname

Vitamin C (asam askorbat) adalah mikronutrien esensial yang tidak bisa disintesis oleh udang, sehingga wajib dipasok dari pakan. Pada udang vaname (Litopenaeus vannamei), vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen (kekuatan eksoskeleton), antioksidan, serta modulasi kekebalan bawaan. Riset terbaru pada postlarva vaname menunjukkan kebutuhan optimal sekitar 80 mg/kg pakan untuk kinerja pertumbuhan terbaik dan peningkatan resistensi terhadap Vibrio parahaemolyticus—biang penyakit serius di tambak. Menariknya, level di atas ≈83 mg/kg semakin memperkuat ketahanan saat uji tantang patogen.

Temuan klasik memang pernah mengestimasikan kebutuhan sekitar 120 mg ekuivalen asam askorbat/kg untuk kelangsungan hidup normal pada fase juvenil, menandakan bahwa kebutuhan dapat bervariasi menurut fase, ukuran, dan formulasi pakan.

Baca juga : Cara Mencegah Penyakit Kotoran Putih pada Udang Vaname

Mengapa Vitamin C Krusial: Imunitas, Antioksidan, dan Eksoskeleton

Di level seluler, vitamin C membantu menetralkan radikal bebas dan menjaga integritas jaringan, sehingga udang lebih tahan terhadap fluktuasi lingkungan (salinitas, suhu, kepadatan). Pada uji biologis, pemberian vitamin C per oral terbukti meningkatkan aktivitas enzim imun non-spesifik seperti phenoloxidase (PO) dan superoxide dismutase (SOD)—dua indikator penting kekebalan bawaan pada udang. Kombinasi β-glukan + vitamin C bahkan menunjukkan efek aditif dalam memompa respons imun hemocyte.

Di sisi struktural, vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin & lisin pada sintesis kolagen—komponen vital eksoskeleton. Udang dengan pasokan C lebih baik cenderung menunjukkan molting lebih lancar dan luka lebih cepat pulih, efek yang berkontribusi pada survival populasi. Tinjauan ilmiah lintas spesies akuatik juga menegaskan peran C untuk imunitas adaptif (menunjang proliferasi limfosit), meski mekanisme detail pada krustasea terus diteliti.

Baca juga :  Strategi Penurunan BOT untuk Meningkatkan Pertumbuhan Fitoplankton

Dampak Langsung ke Performa: Pertumbuhan, Survival & Ketahanan Stres

Beberapa studi memperlihatkan bahwa:

  • Meningkatkan pertumbuhan dan feed utilization pada fase awal budidaya (postlarva–juvenil).

  • Menurunkan mortalitas saat uji tantang Vibrio pada level >≈83 mg/kg pakan.

  • Meningkatkan ketahanan terhadap stres osmotik (mis. hujan deras → salinitas drop)—PL vaname dengan level vitamin C mencukupi menunjukkan survival lebih tinggi dibanding kontrol rendah vitamin C.

Efek-efek ini sinergis: status antioksidan yang lebih baik → jaringan sehat → nafsu makan & efisiensi pakan meningkat → FCR membaik → biaya pakan per kg biomassa turun.

Berapa Dosis yang Disarankan & Bentuk Vitamin C yang Paling Stabil?

Kisaran praktis (ringkas):

  • Postlarva (PL–early nursery): target ≈80–120 mg/kg pakan; studi 2024 menyarankan ≈80 mg/kg sudah optimal untuk pertumbuhan dan >83 mg/kg untuk ketahanan penyakit.

  • Grow-out (pembesaran): beberapa ulasan menyebut rentang kebutuhan 90–190 mg/kg tergantung bahan baku dan kondisi budidaya; atur di ≥100 mg/kg sebagai pagar aman saat stres lingkungan tinggi.

  • Broodstock (induk jantan): penggunaan L-ascorbyl-2-phosphate/APP terbukti meningkatkan status antioksidan dan kualitas sperma, mendukung reproduksi sehat.

Bentuk & kestabilan: Asam askorbat murni mudah teroksidasi (rusak) pada panas/air. Karena itu, gunakan bentuk stabil seperti L-ascorbyl-2-polyphosphate (APP) atau ascorbyl monophosphate (komersial: STAY-C®). APP dilaporkan hingga 45–83× lebih stabil daripada asam askorbat pada 25–40 °C.

Catatan formulasi: Hasil penelitian menyebut kebutuhan tampak “lebih rendah” pada pakan sangat berkualitas/lingkungan kaya pakan alami (biofilm), tetapi jangan menurunkan C terlalu jauh—karena stres & patogen di tambak lapang sulit diprediksi.

Cara Aplikasi di Tambak: Praktis & Aman

  1. Coating pakan: Larutkan premix vitamin C stabil lalu semprot/coating ke pellet dingin (bukan panas). Diamkan hingga kering → kurangi kehilangan selama penyimpanan dan perendaman. (Stabilitas C turun tajam saat terkena panas/oksigen.)

  2. Dosis bertahap: Naikkan 10–20% saat: cuaca ekstrem, DO rendah malam hari, pergantian air besar, atau pasca-treatment. (Kebutuhan meningkat di fase stres.)

  3. Kombinasi imunostimulan: β-glukan + vitamin C bisa memberi efek aditif pada PO & SOD; gunakan secara pulsing (mis. 7–14 hari) saat musim penyakit.

  4. Penyimpanan: Simpan premix kering, kedap udara, jauh dari cahaya & kelembaban. Gunakan cepat setelah kemasan dibuka untuk mencegah degradasi. (Didukung data kestabilan APP/monophosphate).

Baca juga :  Ciri-Ciri Udang Vaname Sehat agar Panen Maksimal

Tanda Defisiensi & Cara Audit Lapangan

Defisiensi vitamin C pada udang sering tampil sebagai:

  • Luka/melanosis sulit sembuh, molting tidak mulus, aktivitas menurun.

  • Respons imun melemah (aktivitas PO/SOD turun), mudah terserang bakteri usus/epidermis. Suplementasi C terbukti meningkatkan parameter imun tersebut pada vaname.
    Audit cepat: bandingkan dua petak—satu dengan ≥100 mg/kg vitamin C stabil vs pakan biasa—monitor survival, FCR, dan laju pertumbuhan 2–4 minggu. Jika selisih >3–5% pada FCR atau survival, pertahankan suplementasi.

FAQ Singkat (Untuk Praktisi)

  • Apakah vitamin C mencegah White Feces Disease (WFD)?
    WFD beretiologi kompleks (kombinasi patogen & mikrobioma usus). Vitamin C tidak “mengobati” WFD, tetapi meningkatkan imunitas & ketahanan terhadap stres/infeksi—bagian dari pencegahan multimodal bersama biosekuriti & probiotik.

  • Bolehkah 200–300 mg/kg?
    Aman pada pakan berkualitas dan sering dipakai sebagai booster singkat di masa rawan; namun evaluasi biaya-manfaat dan pantau gejala oksidasi pakan (rasa tengik). Rujuk performa lapangan Anda dan rekomendasi pabrikan premix. (Tinjauan kebutuhan rentang lebar 90–190 mg/kg).

  • Bentuk terbaik?
    Gunakan APP/ascorbyl monophosphate (mis. STAY-C®) untuk stabilitas & bioavailabilitas pada pakan ekstrusi/steam.

Manfaat vitamin C untuk udang vaname sangat nyata: meningkatkan kekebalan (PO, SOD), menekan mortalitas saat uji patogen, memperkuat eksoskeleton & penyembuhan jaringan, serta memperbaiki ketahanan terhadap stres osmotik. Untuk praktik budidaya, targetkan ≈80–120 mg/kg pada fase awal, ≥100 mg/kg saat grow-out berisiko, gunakan bentuk stabil (APP/ascorbyl monophosphate), dan aplikasikan lewat coating pakan agar tidak rusak. Dengan eksekusi yang disiplin, Anda akan melihat FCR lebih baik, survival lebih tinggi, dan panen lebih konsisten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *