Dalam dunia budidaya udang modern, kualitas air adalah penentu utama keberhasilan. Salah satu komponen terpenting untuk menjaga stabilitas kualitas air adalah sistem filtrasi air di tambak udang. Filtrasi yang baik membantu menyaring partikel padat, menjaga kestabilan amonia dan nitrit, serta mencegah ledakan mikroorganisme patogen.
Statistik dari Shrimp News International menunjukkan bahwa lebih dari 60% kegagalan tambak udang disebabkan oleh buruknya manajemen kualitas air, dan filtrasi menjadi salah satu langkah awal mitigasi risiko tersebut. Di artikel ini, kita akan membahas secara mendalam jenis, fungsi, hingga strategi perawatan sistem filtrasi air untuk tambak udang.
Mengapa Filtrasi Air di Tambak Udang Sangat Penting?
Filtrasi air bukan hanya tentang kejernihan visual, tapi tentang stabilitas ekosistem mikro dalam tambak. Air yang terlihat jernih belum tentu sehat bagi udang. Ada partikel mikroskopik, amonia, dan bakteri patogen yang dapat membahayakan.
Manfaat utama filtrasi air:
-
Mengurangi padatan tersuspensi (TSS)
-
Mengontrol senyawa nitrogen seperti NH3 dan NO2
-
Memfasilitasi pertumbuhan plankton baik
-
Mencegah penyakit seperti EMS dan WSSV
Menurut FAO, filtrasi air yang baik dapat meningkatkan survival rate udang hingga 30-50%, tergantung sistem yang digunakan. Terlebih lagi, filtrasi air dapat menurunkan kebutuhan penggunaan antibiotik secara drastis.
Jenis-Jenis Sistem Filtrasi Air di Tambak Udang
Ada tiga jenis utama filtrasi air di tambak udang yang sering digunakan:
A. Filtrasi Mekanik
-
Digunakan untuk menyaring partikel besar seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran
-
Umumnya menggunakan screen filter, sand filter, atau drum filter
-
Penting diterapkan sebelum air masuk ke kolam utama
B. Filtrasi Biologis
-
Mengandalkan bakteri nitrifikasi untuk mengubah amonia menjadi nitrat yang lebih aman
-
Menggunakan media bio seperti bio ball, matras bioblock, atau zeolit
-
Sangat krusial pada tambak intensif atau sistem bioflok
C. Filtrasi Kimiawi & UV
-
Activated carbon untuk menyerap senyawa toksik
-
UV sterilizer untuk membunuh mikroorganisme patogen
Tambak modern biasanya menggunakan kombinasi dari ketiganya untuk hasil optimal.
Desain Sistem Filtrasi, Dari Intake hingga Outflow
Desain sistem filtrasi yang baik harus mempertimbangkan:
-
Sumber air (air laut atau air payau)
-
Kapasitas debit air
-
Laju pergantian air (water exchange rate)
Contoh skema sistem filtrasi sederhana:
-
Intake (pompa air masuk)
-
Filter kasar (jaring atau grating)
-
Sand filter
-
Biofilter chamber
-
Reservoir atau sedimentation tank
-
Kolam budidaya
Tambak intensif dengan stocking padat (100–200 PL/m²) wajib memiliki filtrasi multi-lapisan. Kecepatan filtrasi (filtration rate) ideal berkisar 5–10 m³/jam/m² untuk menjaga efisiensi sistem.
Cara Merawat dan Membersihkan Sistem Filtrasi
Penyebab utama kegagalan sistem filtrasi adalah penumpukan padatan dan kolonisasi bakteri jahat jika media tidak dibersihkan secara berkala. Berikut panduan pemeliharaan:
-
Filter mekanik: Cuci setiap 2–3 hari (tergantung beban)
-
Media bio: Jangan dicuci dengan air bersih agar bakteri baik tidak mati. Gunakan air tambak secara berkala.
-
UV filter: Bersihkan tabung kaca dan ganti lampu setiap 6 bulan
-
Cek flow rate mingguan untuk mendeteksi sumbatan
Pencatatan rutin sangat dianjurkan. Gunakan form inspeksi harian dan mingguan agar tidak ada bagian yang terlewat.
Sistem filtrasi air di tambak udang bukan hanya alat bantu, melainkan pilar utama dalam memastikan kesehatan dan produktivitas udang. Kombinasi filtrasi mekanik, biologis, dan kimiawi harus disesuaikan dengan skala tambak dan metode budidaya. Dengan perawatan berkala dan pemilihan sistem yang tepat, Anda dapat mengurangi kematian udang, menekan penggunaan obat-obatan, dan meningkatkan hasil panen.