Budidaya udang vaname telah menjadi primadona di sektor akuakultur Indonesia. Namun, tingkat kegagalan yang tinggi masih terjadi akibat persiapan kolam yang tidak optimal. Persiapan awal ini sangat krusial, karena akan menentukan keseimbangan ekosistem mikroba, kualitas air, serta daya tahan udang terhadap penyakit.
Menurut data KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), lebih dari 40% kegagalan budidaya udang disebabkan oleh manajemen kolam yang buruk sejak awal. Oleh karena itu, artikel ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah penting dalam persiapan kolam budidaya udang vaname, lengkap dengan checklist praktis dan solusi.
Baca juga : Cara Budidaya Udang Vaname di Air Payau
Pembersihan Kolam Secara Menyeluruh
Langkah pertama adalah menghilangkan residu organik, lumpur, dan sisa pakan dari siklus sebelumnya. Sisa-sisa ini bisa menjadi sumber patogen seperti Vibrio atau Aeromonas.
Langkah Teknis:
-
Buang lumpur dasar kolam minimal 10–15 cm.
-
Jemur dasar kolam hingga retak-retak tipis.
-
Lakukan kapurisasi menggunakan kapur tohor (CaO) sebanyak 200–400 kg/ha.
Tujuan:
Membasmi mikroorganisme patogen dan menetralkan pH tanah dasar kolam.
Pengolahan Dasar Kolam
Setelah pembersihan, langkah berikutnya adalah memperbaiki struktur dasar kolam agar mendukung pertumbuhan plankton dan mikroorganisme baik.
Proses:
-
Taburkan kapur dolomit (CaMg(CO₃)₂) sebanyak 500–1000 kg/ha untuk menstabilkan pH tanah (ideal: 7,5–8,5).
-
Aplikasi fermentasi probiotik dan mineral untuk merangsang mikroorganisme yang bermanfaat bagi udang.
Pengisian Air dan Proses Conditioning
Setelah dasar kolam siap, kolam diisi air dan dilakukan proses pematangan air.
Langkah-langkah:
-
Isi air setinggi 80–100 cm dan diamkan selama 5–7 hari.
-
Tambahkan pupuk organik seperti dedak halus dan urea untuk mendorong tumbuhnya plankton.
-
Monitoring parameter: suhu (28–32°C), pH (7,5–8,5), salinitas (15–25 ppt), DO > 4 mg/L.
Data FAO menunjukkan bahwa kolam yang memiliki kestabilan plankton sejak awal siklus memiliki tingkat kelangsungan hidup udang (SR) hingga 80% lebih tinggi dibanding kolam tanpa conditioning air.
Instalasi Sistem Aerasi
Aerasi sangat penting untuk:
-
Menjaga kadar oksigen terlarut (DO).
-
Mencegah zona anaerob di dasar kolam.
-
Mendistribusikan nutrisi dan mikroba secara merata.
Rekomendasi:
-
Gunakan blower atau kincir dengan minimal 4 HP per hektar.
-
Pasang aerator secara simetris agar arus air optimal.
Aplikasi Probiotik dan Manajemen Biosekuriti
Setelah air matang dan aerasi aktif, saatnya menerapkan probiotik untuk menekan bakteri patogen dan menstabilkan kualitas air.
Tips:
-
Gunakan probiotik khusus untuk menekan Vibrio spp., seperti Bacillus subtilis atau Lactobacillus sp.
-
Aplikasikan minimal 2–3 hari sebelum tebar benur.
-
Pasang jaring filter di saluran masuk dan keluar untuk menghindari vektor penyakit.
Menurut studi di Aquaculture Reports (2023), penggunaan probiotik secara rutin dapat menurunkan FCR (Feed Conversion Ratio) hingga 20%.
Checklist Final Sebelum Tebar Benur
Berikut ini checklist yang harus terpenuhi sebelum menebar benur:
- pH air: 7,5–8,5
- Salinitas: 15–25 ppt
- DO: >4 mg/L
- Plankton: warna air hijau kecoklatan
- Amonia: <0,1 mg/L
- Aerator aktif
- Probiotik minimal 2x aplikasi
- Jaring biosekuriti terpasang
Persiapan kolam budidaya udang vaname bukanlah tahapan yang bisa dianggap remeh. Setiap langkah dari pembersihan hingga aplikasi probiotik punya peran penting dalam keberhasilan budidaya. Dengan mengikuti panduan dan checklist di atas, Anda akan memiliki kolam yang siap huni, minim risiko penyakit, dan mendukung pertumbuhan udang secara optimal.