Pada budidaya di kolam kenyataan yang terjadi dilapangan posisi bahan organik terlarut (BOT) atau masukan bahan organik dari sisa pakan dan kotoran organik ternyata sangat penting dalam ekosistem budidaya tambak udang outdoor.
Karena keberadaannya sebagai penyagga kestabilan lingkungan dan kehidupan bakteri phytoplankton dan yang terutama adalah udang atau ikan budidaya kita.
Dalam budidaya kita BOT keberadaannya apabila kekurangan atau rendah maka akan berakibat sulit tumbuhnya phytoplankton yang akan berakibat produksi oksigen rendah menyuplai untuk lingkungan, jadi kelarutan oksigen sangat bergantung pada kekuatan kincir.
Disamping fungsi phytoplankton sebagai penjaga bantalan keseimbangan lingkungan terhadap perubahan suhu atau cuaca yang pasti akan cepat fluktuatif berubah-ubah juga akan berfungsi menyelimuti udang yang masih burayak atau usia muda untuk bisa bertahan terhadap perbubahan suhu, sehingga pada udang energi dari makanan akan dipakai untuk pertumbuhan bukan untuk bertahan hidup dari perubahan iklim atau cuaca.
Keberadaan phytoplankton dari jenis chlorella yang berwarna hijau dan paling banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl), sangat penting menjaga kesehatan lingkungan air dari tumbuhnya bakteri-bakteri patogen seperti Vibrio sp.
Pertumbuhan udang mulai awal tebar secara garis linear akan naik terus tumbuh berkembang sehingga diiringi dengan pertambahan pakan setiap harinya dan tentunya pertumbuhan phytoplankton kepadatannya juga akan semakin meningkat.
Sinergi antara bakteri dan phytoplankton idealnya akan terus kita jaga dan manage secara berkala, kesemuanya ini bergantung dengan kemampuan dan kepiawaian pembudidaya dalam mengenali dinamika perubahan2 lingkungan yang sering terjadi di lapangan dengan dinamis akan cepat berubah, warna dan kelarutan setiap kolam-kolam akan berbeda.
Masalah yang Sering Terjadi dan Mulai Timbul Dilapangan
Beberapa hal yang mendorong terjadinya berbagai masalah yang akan timbul di lapangan saat budidaya antara lain:
Bentuk kolam dan kekuatan kincir tidak mampu mendorong kotoran terkumpul pada satu titik pembuangan, yang nantinya bisa kita buang secara berkala setiap waktu. Kejadian ini akan memicu terjadinya Dinamika dari pertumbuhan Phytoplankton dan Bakteri untuk mengurai Kotoran Organik jumlah dan kuantitasnya, tidak sesuai dengan estafet rantai makanan yang terjadi.Maka berakibat terjadi penumpukan Kotoran Organik di dasar kolam.
Akibat dari Penumpukan Kotoran berlebih ini secara alamiah akan tumbuh jenis-jenis bakteri dari jenis Vibrio Sp dan Phytoplankton dari jenis Blue Green Algae (Oscillatoria Sp) yang lebih agresif secara Mekanisme kecerdasan Alami bertumbuh untuk berusaha mendominasi lingkungan menguraikannya,
Memang secara prinsip-prinsip recovery lingkungan alam mekanisme kejadian ini menguntungkan untuk alam lingkungan, tetapi jenis Bakteri dan Phytoplankton ini banyak yang beracun atau bersifat negatif bagi pertumbuhan udang atau ikan budidaya kita.
Pertumbuhan phytoplankton dari jenis-jenis Blue Green Algae, dinoflagellata akan tumbuh sesuai dengan kelebihan-kelebihan kadar bahan Organik yang mulai berat menumpuk, beberapa jenis bakteri Vibrio sp atau bahkan akan tumbuh Protozoa yang bersifat Phatogen dan menyebabkan sakit pada udan akan bisa mulai muncul.
Semua permainan akan dengan mudah kita kenali memang harus terkontrol secara data laboratoium sehingga perlakuan kita bisa lebih terarah.
Tetapi dilapangan, mekanisme perubahan-perubahan air akan tercermin dari data-data kualitas air yang semakin sering goncang tidak bersahabat sehingga Oksigen terlarut (DO), Keasaman ( pH ), kekentalan atau kecerahan air di kolam akan mulai terlihat berubah-ubah
Maka manajemen kotoran organik di kolam sangat penting sekali untuk menjaga kestabilan kondisi lingkungan.
Hanya ada 4 cara untuk memanage mengurangi jumlah Kotoran Bahan Organik di kolam kita, yang sangat perlu dikuasai sebagai pembudidaya perairan (Aquaculturist), karena dari 4 cara ini akan ditemukan titik keseimbangan manajemen lingkungan kolam yang akan bisa kita sesuai dengan kondisi-kondisi dilapangan yang sangat dinamis dan akan cepat berubah-ubah.
Karena cara ini yang akan menentukan perkembangan tumbuh biomasa udang yang kita tebar mulai dari masa persiapan lahan, awal budidaya, perkembangan biomasa sampai pada usia size panen udang yang kita inginkan.
Dengan berpijak pada 4 cara ini logika kita akan mudah memposisikan kestabilan lingkungan untuk kearah pertumbuhan, menjaga stabilitas ataupun mengurangi kondisi lingkungan yang mulai berlebih atau goncang.
Ke 4 Cara itu adalah :
1. Dengan cara Pengenceran (pergantian air di kolam)
2. Pengambilan dipakai untuk tumbuh phytoplankton
3. Pengambilan dipakai tumbuh bakteri menguntungkan dalam proses nitrifikasi oleh bakteri Autotroph
4. Pengambilan dipakai untuk tumbuh bakteri menguntungkan dalam proses biofloc oleh bakteri heterotroph
Yang akan kita bahas satu persatu pada video dan artikel kami berikutnya.