Table of Contents
ToggleUdang vaname (Litopenaeus vannamei) telah menjadi primadona dalam budidaya perairan di Indonesia karena tingkat pertumbuhannya yang cepat, tahan penyakit, dan permintaan pasar yang tinggi. Namun, salah satu kunci keberhasilan budidaya udang vaname adalah pemberian pakan yang tepat—baik dari segi jumlah, waktu, hingga komposisi nutrisinya.
Menurut data dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, sekitar 60–70% biaya operasional budidaya berasal dari pakan. Namun, kesalahan dalam jadwal pemberian pakan bisa menyebabkan pertumbuhan lambat, FCR (Feed Conversion Ratio) tinggi, serta pencemaran air yang memperbesar risiko kematian massal.
Maka dari itu, memahami jadwal pemberian pakan udang vaname yang optimal sangat penting untuk menjaga efisiensi dan hasil panen.
Tahapan Umur Udang dan Kebutuhan Pakan
Setiap fase pertumbuhan udang membutuhkan pendekatan pakan yang berbeda:
Umur Udang | Jenis Pakan | Frekuensi | FCR Ideal |
---|---|---|---|
1–10 hari | Pakan tepung/crumb | 4–6x/hari | 1.2–1.4 |
11–30 hari | Pellet ukuran 0.5–1 mm | 4x/hari | 1.4–1.6 |
31–60 hari | Pellet 1–2 mm | 3–4x/hari | 1.5–1.8 |
61 hari ke atas | Pellet 2 mm ke atas | 3x/hari | 1.6–2.0 |
Penting untuk mencocokkan ukuran pakan dengan bukaan mulut udang dan memperhatikan aktifitas makan udang di feeding tray.
Jadwal Harian Pemberian Pakan yang Direkomendasikan
Berikut adalah contoh jadwal pemberian pakan udang vaname pada masa pertumbuhan optimal (umur 30–60 hari):
-
Pukul 06.00 WIB – 20% dari total pakan harian
-
Pukul 10.00 WIB – 25%
-
Pukul 14.00 WIB – 25%
-
Pukul 18.00 WIB – 20%
-
Pukul 22.00 WIB (opsional) – 10%
Memberi makan pada malam hari disarankan karena udang bersifat nokturnal dan lebih aktif makan saat gelap. Namun, perlu pengawasan ekstra agar tidak terjadi overfeeding.
Gunakan anco tray untuk memantau sisa pakan setiap 2–3 jam setelah pemberian agar dapat menyesuaikan dosis berikutnya.
Komposisi Nutrisi Pakan yang Ideal
Pakan yang baik harus memiliki kandungan gizi seimbang. Berikut ini adalah komposisi ideal:
-
Protein: 32–38%
-
Lemak: 5–7%
-
Serat kasar: < 4%
-
Abu: < 15%
-
Kadar air: < 12%
Protein tinggi dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat, sementara lemak dan karbohidrat berperan dalam suplai energi. Hindari pakan dengan kadar serat tinggi yang sulit dicerna udang.
Produsen pakan komersial yang populer di Indonesia seperti CP Prima, Japfa, dan Grobest menyediakan varian sesuai umur udang dan kebutuhan FCR.
Kombinasi Pakan Komersial dan Probiotik
Penggunaan probiotik akuakultur bersamaan dengan pakan telah terbukti meningkatkan konversi pakan dan menurunkan tingkat stres udang.
Menurut riset dari IPB (2023), pemberian probiotik jenis Bacillus subtilis dan Lactobacillus sp. selama masa pertumbuhan udang vaname bisa menurunkan FCR hingga 15% dan meningkatkan pertumbuhan harian sebesar 8%.
Metode aplikasinya:
-
Campurkan probiotik cair dengan pakan sebelum ditebar.
-
Tambahkan molase sebagai perekat.
-
Diamkan selama 30–60 menit sebelum ditebar ke kolam.
Jika ingin tau lebih lanjut tentang produk probiotik, Anda bisa menghubungi kami disini.
Kesalahan Umum dalam Pemberian Pakan Udang
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan petambak antara lain:
-
Memberi pakan terlalu banyak: Menyebabkan kualitas air memburuk dan biaya membengkak.
-
Pola pemberian pakan tidak konsisten: Udang menjadi stres dan pertumbuhan tidak merata.
-
Tidak memantau anco: Tanpa monitoring, sulit mengetahui apakah pakan dimakan habis atau terbuang.
-
Mengabaikan perubahan cuaca: Saat cuaca buruk, nafsu makan udang menurun dan dosis pakan seharusnya dikurangi.
Salah satu cara mencegah kesalahan adalah dengan menerapkan sistem automatic feeding yang sudah mulai banyak digunakan di tambak modern.
Disiplin Jadwal Pakan, Panen Melimpah
Memahami dan menerapkan jadwal pemberian pakan udang vaname yang sesuai usia dan kebutuhan nutrisi adalah faktor utama dalam budidaya yang sukses. Dengan frekuensi dan komposisi pakan yang tepat, serta dukungan teknologi seperti anco dan probiotik, petambak dapat mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi risiko kerugian.