Udang vaname (Litopenaeus vannamei) tetap menjadi pilihan populer karena pertumbuhan cepat, pasar luas, dan efisiensi pakan yang relatif baik. Untuk pemula atau hobiis, model skala kecil (kolam rumah, terpal, atau sistem biofloc kecil) memungkinkan belajar manajemen dasar tanpa modal besar. Beberapa indikator kunci yang perlu diketahui sejak awal: waktu panen biasanya 90–120 hari untuk ukuran pasar, dan feed conversion ratio (FCR) ideal berada di kisaran rendah ~1.1–1.3 jika manajemen pakan dan kualitas air baik.
Baca juga : Cara Menghitung Padat Tebar Udang Vaname yang Tepat
1) Persiapan & desain sistem skala kecil
Untuk skala kecil pilihlah 1 dari 3 opsi: kolam tanah kecil (2–20 m²), kolam beton/kawah kecil, atau kolam terpal (liner). Prinsip desain:
-
Kedalaman ideal: 1–1.5 m untuk stabilitas suhu dan oksigen.
-
Volume minimum: sesuaikan luasan; mis. kolam 10 m² × 1 m = 10 m³.
-
Aerasi: wajib—paling tidak 1 aerator yang kuat untuk setiap 5–10 m³ di sistem semi-intensif; untuk biofloc butuh sirkulasi lebih kuat.
-
Resap/penyaring air: sediakan kolam resapan atau bak penyangga (~20–30% volume) untuk pergantian air parsial bila perlu.
Desain juga harus memfasilitasi panen separuh (partial harvest) bila densitas meningkat — ini penting agar oksigen tetap aman. Prinsip sederhana ini berlaku baik untuk pemula agar risiko gagal lebih rendah.
2) Pemilihan benih (PL), stocking density & skema penebaran
Pemilihan PL (post-larva) berkualitas tinggi sangat menentukan keberhasilan. Tips:
-
Pilih PL sehat: aktif renang, panjang seragam, tubuh bersih tanpa bercak.
-
Untuk skala kecil dan risiko menurun: gunakan densitas konservatif 5–10 PL/m² (sistem ekstensif/semi-intensif). Untuk sistem biofloc/indoor intensif densitas bisa jauh lebih tinggi — tetapi membutuhkan aerasi dan manajemen air intensif.
Skema penebaran:
-
Hari 0: acclimatasi PL selama 1–2 jam dengan metode drip acclimation (campur air kolam sedikit demi sedikit ke wadah benih agar adaptasi berubah bertahap).
-
Tebar bertahap bila perlu (mis. 50% di hari 0, sisanya 7–10 hari kemudian) untuk menurunkan beban organik awal.
Catatan praktis: untuk pemula disarankan mulai konservatif (5 PL/m²) lalu tingkatkan seiring pengalaman.
3) Pemeliharaan pakan & efisiensi (FCR), program pemberian pakan
Pakan adalah biaya terbesar — manajemen pakan baik menurunkan biaya dan meningkatkan pertumbuhan. Prinsip:
-
Gunakan pakan komersial kualitas baik sesuai ukuran (crumble → pellet kecil → pellet besar).
-
Frekuensi: 4–6 kali/hari pada fase grow-out (frekuensi lebih tinggi meningkatkan konversi pakan).
-
Target FCR: idealnya 1.1–1.3 pada kondisi terkontrol; angka ini bisa naik jika pakan mubazir, kualitas air buruk, atau penyakit. Mengontrol FCR menurunkan biaya pakan per kg udang.
Praktek pemberian pakan:
-
Beri pakan sesuai tabel pakan (persen berat badan), timbang biomassa tiap 2 minggu untuk menyesuaikan jumlah.
-
Hindari overfeed: amati sisa pakan 30–60 menit setelah pemberian; bila banyak sisa, kurangi dosis.
-
Catat jumlah pakan total untuk menghitung FCR pada akhir siklus.
4) Manajemen kualitas air & pengendalian penyakit
Kualitas air adalah nyawa budidaya. Parameter utama: DO (oksigen terlarut), suhu, salinitas, pH, ammonia (NH3/NH4+), nitrit (NO2-).
-
DO: ideal >4 mg/L untuk budaya semi-intensif; pada malam hari DO bisa turun — penting aerasi dan pemantauan.
-
Ammonia & nitrit: lakukan penggantian air parsial atau gunakan biofilter/biofloc untuk menstabilkan.
-
pH: jaga 7.5–8.5; gunakan kapur dolomit bila perlu.
-
Suhu: vaname toleran lebar, ideal 27–31°C.
Pengendalian penyakit:
-
Karantina (quarantine) benih baru; jangan langsung gabung ke kolam produksi.
-
Terapkan biosecurity sederhana: pembatasan akses, peralatan terpisah, disinfeksi dasar.
-
Amati gejala (mortalitas mendadak, perilaku melayang, perubahan warna) dan lakukan sampling ke lab bila perlu.
Sistem biofloc dapat membantu menurunkan kebutuhan pergantian air dan meningkatkan kesehatan mikrobiota, tapi memerlukan aerasi kuat dan pemantauan parameter amonia/karbon:nitrogen.
5) Siklus budidaya, waktu panen & estimasi keuntungan
Waktu panen:
-
Vaname umumnya mencapai ukuran pasar (20–30 g) dalam 90–120 hari tergantung densitas, pakan, dan manajemen. Untuk pemula, targetkan panen 100–120 hari agar margin aman.
Studi kasus skala kecil (contoh sederhana):
-
Kolam terpal 10 m² × 1 m (10 m³), densitas 10 PL/m² → 100 PL.
-
Asumsi survival 70% (70 ekor), rata-rata berat panen 20 g → biomassa total ≈ 1.4 kg (ini contoh terlalu kecil untuk komersial; untuk profitabilitas biasanya butuh skala lebih besar atau densitas/overstock dengan manajemen intensif).
-
Jika ingin hasil ekonomis, skala minimal praktis di rumah biasanya 200–1.000 m² atau beberapa kolam kecil disinergikan; namun untuk pembelajaran skala 10–50 m² cukup sebagai trial.
Estimasi kasar keuntungan bergantung pada: FCR, harga pakan, harga jual per kg, survival rate. Di banyak wilayah, efisiensi pakan (FCR rendah) dan survival tinggi adalah penentu profit terbesar. Untuk konteks nasional, produksi udang vaname menjadi bagian besar dari output aquaculture Indonesia—pertumbuhan sektor menjanjikan pasar domestik dan ekspor.
6) Checklist operasional harian & catatan yang wajib dicatat
Checklist harian singkat:
-
Pagi: cek DO, suhu, pH; catat mortalitas harian.
-
Siang: observasi perilaku udang (aktif/lesu), cek aerator.
-
Sore: pemberian pakan terakhir (catat jumlah pakan).
-
Mingguan: ukur biomassa sampling 10–20 ekor untuk menyesuaikan pakan; cek amonia/nitrit.
-
Bulanan: cek kesehatan benih, bersihkan filter/reservoir, tinjau rencana panen parsial.
Rekomendasi pencatatan: tanggal, jumlah pakan harian, mortalitas, DO/pH/suhu, biaya pakan, jumlah benih, tanggal penebaran. Catatan ini vital untuk menghitung FCR, mortalitas kumulatif, dan mengevaluasi siklus berikutnya.
Kesimpulan
Budidaya udang vaname skala kecil untuk pemula realistis jika memulai dengan desain sederhana, benih berkualitas, densitas konservatif, aerasi memadai, dan manajemen pakan ketat (untuk menjaga FCR rendah). Waktu panen biasanya 90–120 hari; kunci keberhasilan adalah kualitas air, biosecurity, dan pencatatan rapi. Untuk yang ingin naik skala, pelajari sistem biofloc atau intensifikasi bertahap sambil selalu menghitung FCR dan survival sebagai indikator performa.