Amonia adalah senyawa nitrogen yang secara alami muncul dari sisa pakan, feses udang, dan proses dekomposisi organisme di tambak. Dalam budidaya udang, terutama udang vaname, kadar amonia yang tinggi dapat menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan hidup dan pertumbuhan udang.
Menurut FAO, ambang batas aman kadar amonia total (TAN) dalam tambak udang adalah di bawah 0,1 mg/L. Jika melebihi angka tersebut, udang bisa mengalami stres, nafsu makan menurun, hingga kematian massal. Maka dari itu, memahami cara mengurangi amonia di tambak udang bukan sekadar pilihan, tapi keharusan bagi para petambak yang ingin panen optimal.
Artikel ini akan membahas tuntas penyebab utama peningkatan amonia, teknik monitoring, hingga solusi ramah lingkungan dan efisien yang telah terbukti menurunkan kadar amonia secara signifikan.
Penyebab Meningkatnya Amonia di Tambak Udang
Kenaikan kadar amonia biasanya disebabkan oleh beberapa faktor utama:
-
Overfeeding (pemberian pakan berlebih): Sisa pakan yang tidak termakan akan terurai dan menghasilkan amonia.
-
Kepadatan udang terlalu tinggi: Semakin banyak udang, semakin banyak feses yang dihasilkan, meningkatkan beban nitrogen di air.
-
Kondisi aerasi buruk: Kurangnya oksigen membuat proses konversi amonia oleh bakteri nitrifikasi terganggu.
-
Kurangnya mikroorganisme pengurai: Ketidakseimbangan mikroba dalam ekosistem tambak membuat limbah organik menumpuk.
Menurut data KKP (2022), 65% tambak udang vaname yang gagal panen menunjukkan kadar amonia di atas ambang batas pada minggu ke-4 hingga ke-6 masa pemeliharaan.
Teknik Monitoring dan Deteksi Dini Kadar Amonia
Langkah pertama untuk mengendalikan amonia adalah rutin melakukan monitoring. Alat yang umum digunakan meliputi:
-
Test Kit TAN (Total Ammonia Nitrogen): Mengukur kadar amonia total dalam satuan mg/L.
-
pH Meter: Karena bentuk amonia (NH₃ atau NH₄⁺) tergantung pada pH air.
-
DO Meter: Dissolved Oxygen memengaruhi efektivitas nitrifikasi.
Tips Monitoring:
-
Lakukan pengukuran setiap 3 hari sekali, khususnya pada minggu ke-2 hingga ke-6.
-
Catat hasilnya untuk analisis tren peningkatan.
Banyak kasus keracunan amonia di tambak baru disadari ketika udang mulai berenang di permukaan atau menunjukkan nafsu makan menurun — tanda bahwa sudah terlambat.
Solusi Fisik
Aerasi dan sirkulasi adalah senjata utama melawan amonia. Fungsi utamanya adalah:
-
Meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO): Mendukung bakteri nitrifikasi.
-
Mengurangi zona anaerob: Di mana amonia lebih mudah terbentuk.
-
Memastikan distribusi pakan dan mikroba merata.
Jenis Aerator yang Efektif:
-
Paddle wheel
-
Kincir air spiral
-
Air lift pump
Penambahan aerator bisa menurunkan kadar amonia hingga 30–50% dalam 3 hari, jika didukung dengan manajemen pakan yang baik (Aquaculture Engineering Journal, 2023).
Solusi Biologis
Menggunakan probiotic aquaculture menjadi pendekatan populer dan ramah lingkungan.
Manfaat Probiotik:
-
Mengurai limbah organik secara biologis.
-
Meningkatkan keberadaan bakteri nitrifikasi seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter.
-
Menekan populasi bakteri patogen.
Sistem Bioflok:
Sistem ini mendaur ulang limbah nitrogen menjadi biomassa mikroba yang bisa dimakan udang. Dengan bioflok, amonia bisa ditekan drastis sambil mengurangi biaya pakan hingga 20%.
Tambak udang dengan penerapan bioflok mencatatkan tingkat kematian 2x lebih rendah dibandingkan sistem konvensional.
Solusi Kimiawi
Sebagai opsi cepat, beberapa petambak menggunakan:
-
Zeolit: Menyerap ion amonium dan menurunkan TAN.
-
Kapur dolomit: Menstabilkan pH untuk mencegah konversi NH₄⁺ menjadi NH₃ beracun.
-
Suplemen nitrifikasi komersial: Mempercepat pembentukan biofilm pengurai amonia.
Namun, penggunaan bahan kimia harus dilakukan hati-hati dan sesuai dosis agar tidak mengganggu mikrobiota alami tambak.
Mengelola amonia bukan hanya tentang menyelamatkan udang dari kematian mendadak, tetapi juga menjaga produktivitas tambak dalam jangka panjang. Dari pengelolaan pakan, aerasi, hingga penggunaan probiotik — semuanya adalah bagian integral dari strategi yang saling melengkapi.
Dengan penerapan cara mengurangi amonia di tambak udang secara konsisten, Anda bisa menekan risiko kegagalan panen hingga 60% dan meningkatkan profitabilitas hingga 25%, berdasarkan laporan berbagai studi kasus budidaya intensif di Indonesia.