Udang vaname (Litopenaeus/Litopenaeus vannamei) adalah salah satu komoditas budidaya bernilai tinggi — tapi sensitif terhadap gangguan lingkungan dan manajemen. Stress pada udang tidak hanya menurunkan nafsu makan dan pertumbuhan, tetapi juga menurunkan imunitas sehingga meningkatkan risiko wabah dan mortalitas massal. Artikel ini memberikan panduan praktis cara mengatasi udang vaname stress, mencakup tindakan cepat, pencegahan, serta dukungan ilmiah (probiotik, imunostimulan, dan pengelolaan kualitas air).
Baca juga : 7 Dampak Pemberian Pakan Berlebihan pada Udang
1) Kenali tanda-tanda udang vaname stress
Tanda-tanda stress sering muncul lebih dulu daripada kematian massal — mengenali lebih awal memberi peluang besar menyelamatkan biomassa.
-
Perilaku: penurunan nafsu makan, berenang melemah, menumpuk di permukaan/pojok kolam, gerakan lambat atau tak responsif terhadap rangsangan.
-
Fisiologi / penampakan: perubahan warna (pucat atau belang), molting tidak sempurna (gagal mengganti kulit), atau penaikan kelimpahan moluska patogen/epifauna pada tubuh.
-
Parameter air terkait yang berubah: fluktuasi suhu tajam, penurunan DO (dissolved oxygen), lonjakan NH₃/NH₄⁺ (amonia), pH ekstrem, atau perubahan salinitas tiba-tiba.
-
Korelasi statistik singkat: Eksperimen menunjukkan bahwa DO < ~2 mg/L menyebabkan penurunan kelangsungan hidup yang nyata, sedangkan menjaga DO > sekitar 70% saturasi (~≥4–4.4 mg/L pada kondisi 28°C & salinitas tinggi) meningkatkan pertumbuhan dan survival.
Kenapa penting: tanda perilaku muncul dulu — sementara parameter air bisa berubah lebih cepat. Lakukan pemeriksaan visual pagi & sore, dan catat parameter air setiap hari.
2) Penyebab utama stress pada udang vaname
Memahami penyebab membuat solusi jadi tepat sasaran.
a. Kualitas air (DO, suhu, salinitas, amonia, pH)
-
Udang vaname optimal pada kisaran suhu ~20–30°C (juvenile sering perform terbaik 24–28°C), dan cenderung bertahan lebih baik pada salinitas > ~16–20 ppt; salinitas rendah sangat menurunkan survival terutama pada PL dan juvenile. Eksperimen lama menunjukkan survival postlarva turun drastis pada salinitas 4–2 ppt (contoh: survival 22-day PL: 99% @32 ppt → 40% @2 ppt dalam 24 jam untuk beberapa usia).
-
DO rendah memicu hipoksia; selain kematian, hipoksia meningkatkan konsumsi oksigen karena osmoregulasi dan menurunkan imunitas. Menjaga DO >70% saturasi (sekitar ≥4 mg/L tergantung salinitas & suhu) sering direkomendasikan.
b. Penanganan & transportasi
-
Pemindahan, pemanenan, atau transport tanpa aklimatisasi menyebabkan stress akut (trauma fisik + fluktuasi parameter air). Praktik transport yang baik menurunkan mortalitas dan penyakit sekunder.
c. Overcrowding / kepadatan tinggi
-
Kepadatan berlebih menurunkan DO lokal, meningkatkan metabolit (amonia), dan menekan parameter imun shrimp — studi menunjukkan kepadatan tinggi berhubungan dengan menurunnya jumlah haemocyte dan aktivitas enzim imun.
d. Gizi & pakan
-
Diet tidak seimbang atau feed yang terlalu lama terurai di air menyebabkan kualitas air memburuk dan immunosupresi. Nutrisi, suplemen (seperti asam amino, vitamin, mineral) dan timing pakan mempengaruhi ketahanan stress.
e. Patogen sekunder
-
Stress memudahkan infeksi bakteri/virus/fungi; hal ini sering menjadi penyebab mortalitas massal setelah peristiwa stress lingkungan.
3) Tindakan darurat (24–72 jam)
Jika Anda menemukan tanda-tanda stress: bertindak cepat dan bertahap. Berikut checklist prioritas:
Langkah 1 — Ukur parameter air sekarang juga
Segera cek: DO, suhu, pH, salinitas, amonia/non-ionized ammonia (NH₃), nitrit. Tanpa data, tindakan jadi tebakan.
Langkah 2 — Stabilkan DO & sirkulasi
-
Segera tingkatkan aerasi intensif (diffuser, paddlewheel, blower). Jika sistem memungkinkan, lakukan aerasi di lokasi yang berbeda untuk menciptakan kolom oksigen. Studi menunjukkan aerasi kuat dan mempertahankan DO di atas ambang kritis sangat menurunkan mortalitas akibat hipoksia.
Langkah 3 — Hindari fluktuasi suhu & salinitas
-
Tutup sebagian area permukaan (jangan biarkan sinar matahari langsung menaikkan suhu permukaan). Untuk penurunan salinitas mendadak (curah hujan): lakukan pencampuran lambat atau/ dan tambahkan air laut/air baku dengan aklimatisasi bertahap.
Langkah 4 — Reduksi akumulasi amonia/nitrit
-
Jika amonia tinggi: lakukan parsial water exchange (penggantian air) jika biosecurity dan kualitas air sumber memungkinkan. Alternatif: aplikasi adsorben (zeolit), penambahan probiotik air yang mampu mengurangi amonia melalui nitrifikasi (gunakan produk yang terpercaya). Manual praktik terbaik juga menekankan pengelolaan sedimen dan pond drying sebagai pencegahan.
Langkah 5 — Minimalkan handling & stres tambahan
-
Jangan panen atau pindah kecuali sangat perlu. Kurangi aktivitas di sekitar kolam, kurangi cahaya terang dan getaran.
Langkah 6 — Pemberian pakan & suplemen sementara
-
Jika udang masih makan, berikan pakan berkualitas tinggi, mudah dicerna, dan sedikit-sedikit (frekuensi lebih sering, porsi kecil). Pertimbangkan suplemen immunostimulant/probiotik yang berbasis penelitian (lihat bagian suplemen).
Catatan: lakukan tindakan sesuai prioritas: DO dan suhu harus menjadi perhatian utama dalam jam pertama.
4) Pencegahan jangka panjang
Menangani stres efektif lebih murah daripada menyelamatkan panen setelah krisis. Berikut praktik teruji:
a. Monitoring rutin & sistem alarm
-
Monitor DO, suhu, pH, salinitas, NH₃/NH₄⁺, nitrit setiap hari. Pasang sensor/alarma untuk DO & suhu jika memungkinkan.
b. Desain dan manajemen aerasi
-
Sistem aerasi yang mampu menjaga DO ≥70% saturasi pada cuaca ekstrem harus menjadi prioritas. Penempatan aerator dan desain sirkulasi kolam mengurangi area stagnan.
c. Kontrol kepadatan & rotasi stocking
-
Sesuaikan stocking density dengan sistem (tradisional vs intensif/RAS). Kepadatan tinggi memerlukan kontrol ketat terhadap kualitas air dan pakan.
d. Biosecurity & manajemen penyakit
-
Sumber PL berkualitas, karantina, sanitasi peralatan, pembatasan mobilitas antar kolam, dan jadwal pembersihan sedimen/pond drying. Manual praktik terbaik internasional menyediakan checklist lengkap untuk pengurangan risiko penyakit.
e. Manajemen pakan & nutrisi
-
Pakan berkualitas, manajemen feeding (hindari overfeeding), dan pemakaian suplemen nutrisi (vitamin, mineral, asam lemak esensial) untuk meningkatkan ketahanan terhadap stress.
f. Pemilihan strain & adaptasi lingkungan
-
Pilih strain yang sesuai kondisi lokal (beberapa strain lebih toleran terhadap low salinity atau fluktuasi suhu). Lakukan aklimatisasi bertahap pada PL saat stocking.
g. Pelatihan & SOP lapangan
-
Pastikan staf dilatih mengenali tanda stress dan menjalankan SOP darurat (cek parameter → aerasi → water exchange → catat kejadian).
5) Suplemen, probiotik & obat
Banyak intervensi nutrisi dan mikrobiologis menunjukkan hasil positif dalam mengurangi efek stress dan meningkatkan imunitas udang.
Probiotik & sinbiotik
-
Bukti dari beberapa studi modern menunjukkan probiotik (mis. Bacillus spp., Lactobacillus spp., dan campuran mikroba) dapat menurunkan beban patogen, memperbaiki kualitas air (mengurangi amonia via pengolahan biologis), dan meningkatkan parameter imun (haemocyte count, phenoloxidase). Penggunaan probiotik dalam air dan pakan sebagai bagian dari strategi manajemen terbukti membantu meredam efek stress selama transport atau fluktuasi lingkungan.
Imunostimulan (prebiotik, beta-glukan, ekstrak tumbuhan)
-
Imunostimulan meningkatkan aktivitas fagositik dan respons antioksidan; sejumlah penelitian menunjukkan pemberian rutin dapat menurunkan mortalitas saat terjadi tantangan (pathogen atau kondisi lingkungan).
Oksigen supersaturasi & manajemen DO
-
Penelitian terbaru menunjukkan manfaat supersaturasi DO dalam beberapa kondisi untuk meningkatkan pertumbuhan dan survival pada L. vannamei, tetapi penggunaannya harus hati-hati (risiko gas bubble disease jika tidak dikontrol).
Antibiotik / obat
-
Penggunaan antibiotik tidak dianjurkan sebagai solusi pertama untuk stress — hanya under veterinary guidance untuk kasus penyakit spesifik. Resistensi dan residu adalah risiko besar. Fokus pada pencegahan, biosecurity, dan terapi non-antibiotik lebih disarankan.
Rekomendasi praktis cepat
-
Ketika terdeteksi: ukur DO, suhu, pH, salinitas, NH₃/NH₄⁺, nitrit sekarang juga.
-
Jika DO rendah → tingkatkan aerasi segera.
-
Jika suhu ekstrem → cegah fluktuasi (naungi permukaan / kontrol aliran air).
-
Jika salinitas berubah drastis → aklimatisasi lambat atau lakukan water exchange terukur.
-
Berikan pakan berkualitas, frekuensi kecil, pertahankan biosecurity.
-
Pertimbangkan pemberian probiotik/imunostimulan yang teruji (ikuti dosis pabrikan & literatur).
Cara mengatasi udang vaname stress bukan soal satu tindakan aja — melainkan kombinasi deteksi dini, tindakan darurat (especially stabilkan DO & suhu), dan strategi pencegahan jangka panjang (monitoring, aerasi, biosecurity, manajemen pakan, serta penggunaan probiotik/imunostimulan bila perlu). Data dan studi yang ada menegaskan bahwa menjaga parameter fisik-kimia (DO, suhu, salinitas) adalah kunci utama; intervensi nutrisi/mikrobiologis memperkuat ketahanan udang melawan stress. Dengan SOP yang jelas dan pemantauan rutin, risiko kejadian stress dan kerugian panen bisa diminimalkan.