Probiotic Aquaculture

Ini 5 Penyebab Udang Vaname Mati Mendadak yang Sering Diabaikan Petambak

Ini Penyebab Udang Vaname Mati Mendadak

Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) menjadi salah satu komoditas unggulan sektor perikanan di Indonesia. Namun di balik potensi keuntungannya, kematian mendadak pada udang vaname adalah mimpi buruk yang menghantui hampir setiap petambak. Dalam satu malam, ratusan hingga ribuan ekor udang bisa ditemukan mati mengapung tanpa gejala sebelumnya.

Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP (2023), sekitar 37% kegagalan budidaya udang vaname di Indonesia disebabkan oleh kematian mendadak yang sering terjadi pada usia 30–60 hari masa budidaya. Sayangnya, banyak petambak masih belum memahami secara menyeluruh faktor-faktor pemicu utama dari fenomena ini.

Artikel ini akan membahas 5 penyebab utama kematian mendadak udang vaname berdasarkan studi kasus dan analisis ilmiah, serta bagaimana langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup udang.

Kualitas Air yang Buruk

Kualitas air merupakan faktor paling vital dalam budidaya udang. Ketidakseimbangan parameter seperti pH, suhu, DO (Dissolved Oxygen), salinitas, dan kadar amonia dapat memicu stres hingga kematian mendadak.

Dalam studi IPB, ditemukan bahwa kadar amonia >0,1 mg/L dan nitrit >0,5 mg/L secara signifikan meningkatkan angka mortalitas pada udang vaname. Air tambak yang tidak dikelola dengan baik akan mengalami fluktuasi parameter ekstrem, terutama saat siang-malam dan pergantian musim.

Selain itu, keberadaan plankton berlebihan (blooming) yang mati secara massal dapat menghabiskan oksigen terlarut, menyebabkan hipoksia mendadak di malam hari. Udang yang terpapar lingkungan seperti ini akan menunjukkan gejala berenang ke permukaan, kehilangan nafsu makan, lalu mati mendadak.

Baca juga :  Begini Cara Probiotik Menekan Penyakit dan Menjaga Ekosistem Udang Tetap Stabil!

Solusi:

  • Monitoring kualitas air harian (pH, DO, suhu, salinitas)
  • Penggunaan aerator optimal dan probiotik pengurai limbah organik
  • Manajemen pakan untuk menghindari overfeeding

Serangan Penyakit Bakteri dan Virus

Kematian mendadak juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri (seperti Vibrio spp.) dan virus (seperti WSSV—White Spot Syndrome Virus). Penyakit ini sering muncul saat udang stres akibat perubahan lingkungan atau kualitas air yang menurun.

Salah satu kasus nyata terjadi di tambak udang di Subang, Jawa Barat (2023), di mana dalam waktu 72 jam lebih dari 70% populasi udang mati mendadak. Diagnosa laboratorium menunjukkan adanya infeksi akut Vibriosis yang tidak terdeteksi sejak awal.

Gejala awal infeksi ini sering kali tidak terlihat, tetapi saat menyerang, penyebarannya sangat cepat. Udang terlihat lemas, berwarna pucat, dan kemudian mati dalam hitungan jam.

Solusi:

  • Pengaplikasian probiotik kompetitif secara rutin
  • Manajemen biosekuriti ketat: sanitasi peralatan, kolam, dan air masuk
  • Penggunaan benur dari hatchery bersertifikat bebas patogen

Perubahan Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem seperti hujan deras atau panas terik yang tiba-tiba bisa menjadi pemicu stres akut pada udang. Udang vaname sensitif terhadap perubahan suhu dan salinitas. Ketika hujan deras mengguyur tambak, kadar salinitas bisa turun drastis dan menyebabkan gill (insang) udang rusak.

Banyak laporan menyebutkan bahwa kematian massal udang sering terjadi setelah hujan malam atau ketika suhu air turun drastis hingga di bawah 26°C. Perubahan ini membuat sistem imun udang melemah, memicu infeksi sekunder, atau bahkan kolaps metabolisme.

Solusi:

  • Penambahan kapur dolomit untuk menstabilkan pH dan salinitas
  • Sistem tutup kolam (shade net) atau sistem resirkulasi
  • Penyesuaian manajemen pakan saat kondisi cuaca buruk

Overfeeding dan Penumpukan Limbah Organik

Memberikan pakan secara berlebihan tidak hanya mubazir, tapi juga berbahaya. Pakan yang tidak dimakan akan mengendap dan membusuk di dasar tambak, menghasilkan amonia dan hidrogen sulfida yang bersifat racun.

Baca juga :  Panduan Lengkap Sistem Bioflok untuk Budidaya Udang Vaname

Kasus dari tambak udang di Gresik (2022) menunjukkan bahwa tambak yang tidak memiliki manajemen pakan yang baik mengalami kematian massal setelah 45 hari masa budidaya akibat akumulasi limbah organik yang tidak terurai.

Overfeeding juga memicu pertumbuhan plankton tidak terkendali yang kemudian mati massal, menyebabkan fluktuasi oksigen yang mematikan.

Solusi:

  • Penerapan feeding tray dan evaluasi pakan harian
  • Aplikasi probiotik dan bioflok untuk penguraian bahan organik
  • Siphoning dasar kolam secara berkala

Kepadatan Tebar yang Tidak Sesuai

Tingkat kepadatan tebar udang yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kompetisi ruang dan oksigen, mempercepat penyebaran penyakit, serta menurunkan kualitas air secara cepat.

Menurut standar Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, kepadatan ideal untuk tambak intensif adalah 100–150 ekor/m2, tergantung sistem aerasi dan kapasitas kolam. Namun banyak petambak pemula menebar hingga >200 ekor/m2 demi mengejar hasil panen tinggi, yang justru berujung pada kerugian besar.

Studi dari ShrimpNews International mencatat, bahwa tambak dengan kepadatan tebar terlalu tinggi mengalami rata-rata survival rate hanya 38%, dibanding 70–85% pada tambak dengan tebar optimal.

Solusi:

  • Perencanaan padat tebar sesuai kapasitas sistem
  • Peningkatan aerasi dan manajemen harian
  • Grading udang secara berkala untuk mengurangi kompetisi

Kematian Udang Bukan Nasib, Tapi Bisa Dicegah

Kematian mendadak pada udang vaname adalah hasil dari banyak faktor yang saling berkaitan — mulai dari kualitas air, penyakit, cuaca, hingga manajemen tambak. Namun dengan pemahaman yang tepat dan penerapan langkah pencegahan berbasis data, risiko ini bisa ditekan secara signifikan.

Penting bagi petambak untuk terus belajar, memantau kondisi tambak, dan mengikuti praktik budidaya terbaik. Ingat, produktivitas tambak tidak hanya ditentukan oleh jumlah benur yang ditebar, tapi juga oleh manajemen yang presisi dan proaktif.

  1. “Probiotic Aquaculture: Solusi Ramah Lingkungan untuk Tambak Sehat”
  2. “Cara Menurunkan Amonia di Tambak Udang Secara Alami”
  3. “Panduan Lengkap Padat Tebar Ideal untuk Budidaya Udang Vaname”
Baca juga :  Pengenceran Air Sebagai Faktor Eksternal Pertumbuhan Udang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *