Probiotik bekerja secara sistemik, maka aplikasi probiotik harus dikondisikan bakteri dapat hidup sesuai dengan sasarannya, aplikasi tidak diperbolehkan bersamaan dengan perlakuan Bahan Kimia saat sterilisasi lahan, metode aplikasi intensif berbeda dengan sistem tradisional karena beban Jumlah Kotoran Organik yang akan diuraikan sangat berbeda
Faktor yang mempengaruhi dosis-dosis perlakuan adalah tingkat kepadatan tebar udang, Kuliatas Air dan Luas tambak. Tambak yang lebih luas mempunyai daya tampung simpan Oksigen dan perubahan lingkungan lebih stabil dibandingkan pada kolam kecil, maka kolam lebih kecil mempunyai daya stressing lebih tinggi, maka aplikasi probiotik diperlukan kinerja yang lebih cepat hal inilah berpengaruh pada tingginya dosis yang diperlukan. Untuk kolam luas > 3.000 m3 dosis yang biasa dipakai 0,5 – 1 ppm, untuk kolam yang lebih kecil bisa diaplikasikan 1 – 1,5 ppm. Untuk tambak tradisional luas > 1 Ha kepadatan < 5 ekor/m3 dosis 0,1 ppm ( 1 lt/Ha )
Jadwal aplikasi seiring dengan penambahan jumlah pakan setiap hari dan kotoran sisa pakan yan dihasilkan, dengan bertambahnya umur, dan perubahan warna air yang tidak stabil, maka perlu lebih sering untuk aplikasi. Sedangkan Probiotik yang dicampur kepakan diambil 1x pakan terbanyak dengan dosis 10 ml/ Kg pakan. ( lebih jelas bisa dilihat cara aplikasi masing-masing produk )
Produk probiotik cair bakteri dalam keadaan dormant/tidur maka saat aplikasi langsung ketambak akan bisa langsung bekerja menguraikan, tetapi dengan pertimbangan efisiensi maka bisa diaktifasi menggunakan produk Media Selektif seperti ACTIVO dan HYMED.
Lakukan aplikasi tebar semerata mungkin dengan diencerkan dan di tebarkan pada depan-depan kincir, pojok-pojok dan saluran pembuangan biasanya terjadi pengumpulan kotoran karena menumpuknya arus.
Probiotik dengan kandungan enzyme dan bakteri khusus untuk membantu penyerapan protein dalam pencernaan usus udang Del- Pro bisa diaplikasikan campur ke pakan dengan dosis 10 ml/Kg pakan, diangin-anginkan supaya meresap dan segera di tebar.
Terutama saat hujan sebelum aplikasi probiotik sebaiknya ditebar Kapur Dolomit untuk menjaga agar pH air tidak guncang karena air hujan, partikel dolomit juga akan dipakai sebagi shelter bakteri dalam menguraikan kotoran organik. Saat panas kandungan Bicarbonat pada Dolomit akan membantu fitoplankton berfotosintesa.
Saat aplikasi probiotik jangan bersamaan atau berdekatan dengan waktu aplikasi bahan kimia, karena akan menurunkan kinerja bakteri. Aplikasi bakteri akan lebih efektif bila dibantu dengan Flow arus pompa atau kincir dengan kadar Oksigen yang cukup, maka aplikasi sebaiknya pagi atau siang hari saat fitoplankton melakukan banyak fotosintesa.Untuk kolam Indoor bisa dibantu dengan pemakaian arus pompa dan kincir yang kuat.
Cara kerja bakteri probiotik berdasarkan jumlah kadar kelarutan bahan organik di air, apabila terjadi dosis yang sangat tinggi jumlah bakteri yang diaplikasikan akan menyesuaikan jumlah kotoran organik yang tersedia di air, apabila sebagian bakteri tidak mendapatkan makanan akan turun sesuai dengan jumlah kandungan dan support lingkungan air terhadap hidup bakteri. Maka Overdosis hampir tidak pernah dijumpai dilapangan.
Setelah pergantian air tambak biasanya terjadi perubahan lingkungan baru untuk mencari keseimbangan Lingkungan baru, maka untuk mempercepat terbentuknya keseimbangan lingkungan baru yg baik perlu aplikasi probiotik sebagai agen pemutar siklus biologis di air.